dicurhati di gym

gym

Jadi hari ini gym agak sepi. Bukan sepi lagi, ding. Gym yang biasanya tiap buka jam 6 pagi langsung diserbu pengunjung itu, saat saya tiba jam 7 pagi, kosong melompong. Saya tau sy yg pertama dtg sebab jendela belum dibuka, baling-baling kipas angin exhaust (exhauster?) belum berputar, dan treadmill yang jumlahnya ada tiga itu satupun belum ada yang siap dipakai, saklarnya (yang ada di depan bagian bawah) harus dinyalakan dulu. My gym's maintenance team is ignorant like that. Harus pengunjung yang menyalakan itu semua. Ato mungkin instruksi dari ownernya kali, supaya menghemat listrik semaksimal mungkin, au ah.

Jadi hari ini gym agak sepi. Dari awal sy datang hingga sy pulang, hanya ada 3 pengunjung termasuk sy. Yang ketiga pun datangnya saat sy hampir selesai, tinggal peregangan doang. Nah, yang saya mau ceritakan nih, pengunjung nomor dua. Wanita ini memperkenalkan dirinya. Caranya memperkenalkan diri itu lho, smooth banget, khas kebijaksanaan Jawa.

Jadi hari ini gym agak sepi. Sy membereskan perlengkapan ngegym saya lalu pulang. Masih terngiang ucapan pengunjung wanita tadi. "Mohon maaf kalo saya boleh kasih saran nih, mbaknya dilangsingkan sebelum ada masalah," ia bercerita: "Saya dulu gemuk, lalu suami enggak pulang ke rumah."

"Anak saya ada empat, yang paling besar kelas 1 SMA, yang paling kecil 20 masih bulan." Lalu lanjutnya, "Mbaknya kerja kan? Betul gitu, jangan kayak saya, enggak kerja, duit minta suami terus, sakit hati."

Jadi hari ini gym agak sepi. Dari awal sy datang hingga sy pulang, hanya ada 3 pengunjung termasuk sy. Pengunjung ketiga, seorang laki-laki, datang saat sy tinggal melakukan peregangan saja. Mungkin karena sepi itulah saya, yang baru mengenal wanita ini lima belas menit yang lalu, menjadi tempat curhatnya.

Tidak ada komentar: