all you can eat

all you can eat

Ini bukan buku karangan Christian Simamora pertama yang sy baca. Dulu banget pernah bc Macarin Anjing sama Shit Happens. Kelemahan penulis ini ada dua. Oke, mungkin yang satu kelemahan editornya.

Yang pertama adalah dia terlalu suka sama pengarang barat. Kalo diibaratkan manusia, kalimat-kalimat pengarang barat yang dialihbahasakan ke dalam bahasa kita itu bagaikan wolverine berbaju lurik Jogja dan berblangkon. Bule yang lagi menikmati kultur Indonesia.

Kalau kalimat-kalimat Dik Simamora ini, mungkin seperti alm. Dono Warkop kalo bergabung dengan X-Men. Dengan setelan jas bagus yang tidak norak. Dengan bodi kayak Hugh Jackman. Karena ikut training 3 minggu dengan diawasi oleh Hugh Jackman.

Maksudku, kenapa harus berkiblat pada barat? Mas Dono bisa saja dilatih oleh Gatotkaca. Pandawa tidak kalah hebat dari para mutan. Tidak kalah keren, dan tidak kalah classy.

Oh, terus kelemahan kedua, Mister Simamora (IMHO editornya lebih patut dicela) tidak teliti. Contoh paling jelas ada di bab tujuh. Dipaksa Sarah. Dilihat dari sisi manapun, itu dipaksa Anye.

Anyway. Apa bagian favorit sy pada buku ?

Adalah bab delapan, saat pelayan menyamperi meja tokoh utama yang sedang menghadapi mantan pacar - garis miring - selingkuhannya, yang sedang nangis-nangis sampai make upnya berantakan dan rambut nempel di pipi, lalu menyuguhkan pesanan mereka dan berkata sambil senyum basa-basi, "Selamat menikmati."

Yang bisa jadi lebih bizzare lagi kalau mereka makannya di <inputkan nama resto pizza terkenal di Indonesia di sini>, yang pelayannya hobi banget kepo. "Anda meninggalkan tunangan orang untuk mengejar cinta yang bermasa depan? Pilihan bagus!" *mengacungkan jempol di depan hidung customer*

"Bagaimana pacaran dengan cewek yang lebih tuanya? Enak?"

"Ini tambahan tissuenya, supaya sundress mahalnya nggak kena maskara luntur."

"Pesanannya sudah keluar semua? Mau tambahan minum atau dessert atau affair maybe?"

Tidak ada komentar: