surat terbuka untuk orang tua yang balitanya pegang-pegang kepala saya di bioskop

Jadi Anda akhirya meninggalkan bangku Anda di bioskop dengan membawa kedua anak Anda yang masih balita. Dengan mendendam atau tidak mendendam kepada saya yang terus ber-ckckck dan ber-sst kepada anak-anak Anda yang memanggil-manggil orangtuanya, semakin lama semakin keras hingga satu tingkat di bawah jeritan, karena Anda asyik menatap layar lebar dan tidak menaruh perhatian kepadanya.

Yang mana mengakibatkan hal yang tidak terhindarkan: mereka mengamuk dan salah satunya menyentuh kepala saya sambil berseru keras-keras, "Pulang! Pulang! Pulaang!!"

Dari percakapan Anda dengan pasangan Anda sebelum meninggalkan tempat duduk, saya berasumsi Anda orang yang religius. "<inputkan nama kitab suci salah satu agama yang diakui pemerintah Indonesia di sini> sudah dibawa?"

Bila itu kurang memadai, kesimpulan saya datang dari ciri-ciri atribut keagamaan yang dipakai pasangan Anda.

Anda tahu? Saya katakan, Anda memperburuk citra agama yang Anda sekeluarga sandang. Tidak semua orang berpikir tiket bioskop itu murah. Ada yang bekerja keras entah berapa lama, mengirit mati-matian baru bisa beli tiket bioskop. Dan Anda yang tidak mendisiplinkan anak-anak Anda telah merebut hasil susah payah orang-orang tersebut. Beberapa mungkin ikhlas. Beberapa tidak ikhlas. Dan agama Anda mengatakan pahala (atau apapun yang dijanjikan pada Anda bila berbuat baik) akan lenyap bila merampas hak orang lain, terutama bila yang dirampas haknya itu miskin.

Menilik dari penuhnya gedung bioskop (filmnya bagus, thus orang-orang bekerja mati-matian agar bisa nonton) dan kerasnya jeritan anak-anak Anda, saya kira saldo pahala Anda (atau apapun yang dijanjikan bila Anda berbuat baik) sudah minus sekarang ini.

Tidak ada komentar: